Sabtu, 20 Juni 2009

JIL: Jaringan Islam Liberal meracuni Umat Islam

Seiring dengan terbukanya demokrasi di Indonesia, Islam menjadi salah satu target yang diwaspadai oleh negara-negara Anti Muslim Amerika, Australia dan Eropa.

Salah satu cara untuk membendung pergerakan Islam dan perkembanga ISlam di INdonesia maka Jaringan Islam Liberal di bentuk. Kata Islam untuk mendekatkan kepada mayoritas Masyarakat Indonesia, dan Liberal untuk menunjukkan kemana masyarakat Islam Indoensia akan dibawa.

Islam tidak mengenal kata lain. Islam hanya satu. Maka dengan adanya Islam liberal dipastikan gagasan itu berasal dari luar Islam.
Kalaupun yang berbicara, bergerak dan beraksi adalah umat Islam pasti person-person yang ada di dalamnya telah disusupi pemikiran dari luar Islam.

Gerakan Islam liberal sebenarnya telah lama bergerak dan dengan cara mendekati tokoh-tokoh islam dengan berbagai cara. Dan yang paling utama adalah adanya UANG.
Uang diwujudkan dalam bentuk: beasiswa, pesantren, fasilitas pribadi, sekolah, bantuan kemanusiaan, dll.

Apakah penulis buku Ilusi Negara Islam adalah orang-orang yang HAPAL AL-QUR'AN dan tafsirnya?

Apakah penulis buku itu melakukan sholat malam (qiyamul lail), puasa wajib dan sunnah, berzakat, dan berdakwah?

Dari sini bisa kita pahami bahwa isi buku Ilusi Negara Islam merupakan kumpulan peristiwa yang telah di rekayasa oleh JIL yang menyusup di Muhammadiyah, dan NU.

Mereka telah lama merancang untuk memukul gerakan Islam dengan lembaga Islam (NU dan Muhammadiyah)

Dengan adanya peristiwa yang menunjukkan perbenturan dan perlawanan kemudian dipanasi para tokoh kedua Ormas tadi kemudian diblowup. Muhammadiyah melalui Farid Setiawan ke Suara Muhammadiyah, dan masih ada beberapa tokoh di PP Muhammadiyah yang memiliki kebencian yang mendalam dengan mengupayakan keluarnya SK PP.

Di NU juga dilakukan hal mirip dengan Muhammadiyah.

Yang paling penting dari semau itu adalah bahwa, kini harus dipahami oleh umat Islam bahwa tidak pernah orag-orang yahudi dan nasrani melalui berbagia lembaga LSM, media, buku-buku, pendidikan, dll. untuk memadamkan cahaya Islam.

JIL yang dikembangkan di Muhammadiyah dengan nama JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah) ada person -person yang menyusup dari JIL. Jika di NU dikela dengan PMII yang juga aktif menyuarakan pemikiran Liberalisme.

Dan yang jelas baik di NU maupn Muhammadiyah tidak semua tokohnya memiliki integritas Islam yang baik. DI Muhammadiyah dikenal dengan adanya selebaran gelap yang menyerang tokoh lain sewaktu Muktamar Muhammadiyah 2005 di Malang.

Saat ini tokoh dibalik selebaran gelap itu sedang aktif menggalang kekuatan (pengaruh) untuk Muktamar Muhammadiyah 2010 di Yogyakarta.

Dalam sejarah Muhammadiyah utnuk memilih pemimpin tidak ada selebaran gelap. Tapi di Muktamar 2005 di Malang hal itu terjadi.

Mau kemanakah Muhammadiyah?

CMIIW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar